ASI maupun susu sapi mengandung
nutrisi penting bagi pertumbuhan . keunggulan nutrisi setiap jenis susu
tersebut ternyata dikhususkan bagi makhluk pemiliknya, bukan untuk makhluk lain
lintas-spesies. Jadi, klaim susu sapi baik untuk bayi dan balita manusia,
sebagaimana selama ini gencar diiklankan, perlu disikapi secara kritis.
Protein : dibandingkan dengan ASI, susu sapi lebih kaya protein. Alam memberikan kelebihan ini karena bayi sapi harus segera bisa mandiri setelah dilahirkan, mulai dari berdiri, berjalan, hingga berlari. Sementara, sang induk tidak mungkin merawat bayinya sama lamanya seperti manusia merwat bayinya hingga bisa berjalan sendiri (12 bulan).
Protein : dibandingkan dengan ASI, susu sapi lebih kaya protein. Alam memberikan kelebihan ini karena bayi sapi harus segera bisa mandiri setelah dilahirkan, mulai dari berdiri, berjalan, hingga berlari. Sementara, sang induk tidak mungkin merawat bayinya sama lamanya seperti manusia merwat bayinya hingga bisa berjalan sendiri (12 bulan).
Kandungan protein yang lebih
sedikit pada ASI justru tepat untuk bayi manusia, karena system pencernaan bayi
memang masih sangat rentan. Dalam cairan susu sapi terdapat komponen protein
berupa beta-laktalbumin,sementara dalam ASI berupa alfa-laktalbumin. Kandungan laktalbumin
susu sapi berupa ikatan beta sehingga menjadikan protein susu sapi sulit
dicerna oleh system pencernaan bayi manusia.
Berbeda dari susu sapi, ASI
memiliki kandungan asam amino sistein dan taurin yang melimpah agar tubuh bayi
dapat langsung menyerapnya. Keduanya tergolong asam amino non-esensial untuk
orang dewasa karena dapat dibentuk sendiri oleh tubuh dari asam amino lainnya,
yakni metionin. Kemampuan tersebut belum dimiliki oleh bayi sehingga ASI
menyediakan asam amino yang bisa langsung diserap oleh bayi.
Sebaliknya, kandungan sistein dan
taurin tidak terdapat dalam susu sapi, sehingga susu sapi formula harus
diperkaya dengan sisten dan taurin sintetis. Walaupun demikian,penyerapan
nutrisi sintetis tidak seefektif nutrisi alami. Selain itu nutrisi sintetis
diidentifikasi sebagai zat toksin dalam tubuh, sehingga hati dan ginjal bayi
perlu bekerja keras mencernanya. Memaksa hati dan ginjal bekerja melebihi
kapasitasnya beresiko memunculkan gangguan kesehatan pada usia muda. Gangguan ini
mulai dari hiperkolesterol (kadar tinggi kolesterol darah), hipertrigliserida
(kadar tinggi trigliserida darah), hingga hipertensi.
(Wied Harry
Apriadji)
0 Response to " Susu sapi untuk bayi sapi, bukan untuk bayi manusia ? "
Posting Komentar